Yogo Mukti Wibowo
Sharing The Story Of Adventure. Showing The Beautiful Nature. Tell About The Culture
When The Scream Loudest
Selasa, 31 Oktober 2017
Selasa, 15 Maret 2016
SupraSableng Lovescepade (Bukan Honeymoon tapi Jalan-jalan Setelah Menikah) Bagian 3
Jum’at 1 Januari 2015, pagi hari
pertama di tahun 2016 karena terlampau lelah kami pun bangun siang baru membuka
mata sekiatar pukul 08.00 WIB. Setelah bangun tidur tidak lupa kami pun
menyantap sajian sarapan yang disajikan oleh pihak hotel Chika Raya. Sajian
sarapan di hotel ini adalah sepotong roti bakar dan teh hangat untuk menyambut
pagi dan menjadi moodbooster kami kala itu. Selesai menyantap kami pun mandi
dan bersiap menuju kota Yogyakarta. Pukul 10.00 kami check out dari hotel chika
raya dan kemudian bertolak menuju Kota Yogyakarta guna bernostalgia disana dan
tak lupa juga mencari beberapa buah tangan untuk dibawa kerumah. Karena memang
masih hari libur arus lalu lintas di jalan raya wonosari-yogyakarta padat oleh
kendaraan pribadi yang menuju ke gunungkidul. Sekitar pukul 11.30 kami berhenti
di masjid di jalan gedongkiwo untuk menunaikan sholat jum’at. Setelah menunaikan
sholat jmu’at kami pun memlilih objek-objek wisata untuk dikunjungi. Setelah sepakat
kami pun menargetkan beberapa objek wisata yang pertama adalah Yogyatorium
Dagadu Yogya yang terletak di jalan Gedongkuning Yogyakarta. Selain baru
pertama mengunjungi tempat ini kami juga ingin membeli merchendise khas jogja
yakni berupa kaos dagadu yang sudah terkenal. Kesan pertama ketika mengunjungi
tempat ini adalah wow! Indah! Dengan hiasan tembok berupa komik kisah legenda
tanah jawa pelayanan yang memuaskan dari para gardep kami bertanya-tanya
mengenai info produk dan informasi di balik produk yang dijual di yogyatorium
ini.
Setelah puas mencari merchendise dari dagadu jogja kami beranjak menuju ke daerah kraton ngayogyokarto hadiningrat yaitu mengunjungi komplek tamansari dan benteng pendem. Di sini memang kami tidak lama hanya menikmati komplek bunganan bersejarah dan reruntuhan pasar ngasem yang memang cukup indah untuk dijadikan latar berfoto. kami hanya berfoto saja di sini karena memang kami masih penasaran dengan komplek tamansari dan bentneng pendem ini.
Kamis, 14 Januari 2016
SupraSableng Lovescepade (Bukan Honeymoon tapi Jalan-jalan Setelah Menikah) Bagian 2
Kamis 31 Desember 2015, pukul 06.00
WIB matahari sudah tinggi di angkasa saya pun keluar kamar untuk melihat pagi
hari di pantai krakal. Dan saya agak tertegun karena laut yang masih surut
hingga karang di garis pantai terlihat menjadikan pemandangan menjadi agak
berbeda dari yang semula hanya pasir putih dan birunya air laut kini berganti
dari putih pasir hijaunya rumput laut yang menempel pada karang kemudian biru
air laut menjadi penyegar mata ini yang masih dirundung kantuk. Sambil
menikmati suasana pagi, kami memesan teh hangat sebagai moodbooster kami dipagi
hari waktu itu tak lupa kami pun mengabadikan beberapa moment yang dapatkan
pada pagi hari itu. Sembari bercengkrama mesra kami menikmati pagi di pantai
krakal waktu itu. Setelah puas menikmati suasana pagi pantai krakal kami
kembali ke kamar untuk bersiap menjelajahi pantai pesisir selatan jawa ini.
Sekitar pukul 10.30 kami baru selesai bersiap dan sekalian cek out akhirnya
kami baru sarapan. Kalau anda berkunjung di pantai krakal dan anda ingin menikmati
duduk di gazebo maka anda harus menyiapkan kocek sebesar Rp. 25.000 untuk sewa
gazebo. Untuk harga makanan di pantai krakal ini relatif murah jadi anda tidak
perlu khawatir. Selesai sarapan kami pun memulai penjelajahan hari itu. Target
kami adalah pantai di sisi tenggara Gunungkidul seperti pantai siung, pantai
wediombo, pantai sepanjang, pantai jogan, dan di sisi barat baron target kami
adalah pantai ngerenehan, pantai ngobaran, dan pantai nguyahan. Namun, karena
kami terlalu siang untuk memulai penjelajahan maka jadi lah hanya dua pantai
saja yang sempat kami kunjungi yakni pantai jogan dan pantai ngerenehan. Pada
awal musim penghujan biasanya di daerah Gunungkidul yang di dominasi tanaman
jati ini terdapat banyak ulat yang menggantung di sisi jalan sepanjang pantai
ini. Kami pun tidak lepas dari ulat yang menempel di sekujur badan kami.
Meskipun tidak membuat gatal, namun hal ini cukup mengganggu konsentrasi kami
dalam berkendara. Untuk anda yang berencana ke daerah gunungkidul pada saat
awal musim penghujan kami sarankan untuk menyiapkan tongkat guna menyingkirkan
ulat-ulat yang menempel di badan. Setelah cukup puas menikmati suasana pagi di
pantai krakal kami pun bersiap untuk mandi berkemas kembali guna menjelajah
beberapa pantai waktu itu. Sambil bersenda gurau dan merencanakan akan kemana
kami hari ini, kami juga bersiap untuk memulai perjalanan hingga tak terasa
sudah pukul 10.00 WIB kami baru selesai bersiap. Setelah itu kami bersantap
pagi di warung sekitar dengan menu soto ayam dan nasi goreng kami pun bersantap
di gazebo yang menghadap ke pantai. Pesan untuk anda jika ingin menggunakan
gazebo bersiaplah untuk mengeluarkan biaya sewa gazebo sebesar Rp. 25.000.
Awalnya kami kaget karena sewaktu tadi pagi kami menikmati teh kami duduk di gazebo
yang sama setelah membayar tidak ada istilah sewa gazebo namun, ketika kami
selesai dan akan membayar santapan kami biaya sewa gazebo tersebut barulah
muncul. Harga makanan cukup murah untuk warung makan yang terdapat di tempat
wisata dan rasanya pun cukup enak menurut kami.
Pukul 11.00 WIB sampailah kami di
kawasan pantai siung, jogan, dan wediombo yang masuk melalui satu loket saja.
Namun, kami paling penasaran dengan pantai jogan yang terdapat sungai yang
membentuk air terjun kecil yang jatuh langsung ke laut lepas. Dengan latar
pantai karang curam yang cukup mengerikan bila melihatnya. Disini mulai kami
lihat penduduk sekitar yang memasang jerat guna menangkap lobster yang di
letakkan di bibir tebing yang langsung menuju laut. Pantai jogan ini terkenal
dengan air terjunnya namun, ketika kami berkunjung kesitu debit airnya tidak
terlalu besar sehingga air terjunnya tidak begitu deras. Sesampainya kami di
pantai jogan ini cuaca terasa terik sekali dengan matahari yang bersinar dengan
cerah dan berada hampir diatas kepala kami karena memang sudah tengah hari.
Tidak lama kami berada di sini, hanya untuk mengabadikan moment kemesraan kami
dengan latar lautan dan tebing serta air terjun. Walau tidak lama kami singgah
di sini hanya sekitar 1 jam saja, kayak lagu donk?!. Di sini kami menjelejah
sekitar area pantai jogan dimana kami mencari titik untuk mengabadikan momen
kemesraan kami di pantai jogan. Tak terasa jam di tangan saya sudah menunjukkan
pukul 13.00 WIB. Kami pun bersiap untuk menjelajah lagi, awalnya kami ingin
mengunjungi pantai siung dan pantai wediombo.
Namun, karena kami ingin
menikmati masakan seafood segar dan suasana yang segar pula di pantai
ngerenehan akhirnya kami urung mengunjungi dua pantai tersebut. Jadilah kami
langsung cuss menuju pantai ngerenehan, berbekal info dari beberapa pegawai di
penginapan tadi mengenai arus lalu lintas yang macet di jalan baron kami
melalui jalan lain menuju wonosari terlebih dahulu untuk menuju ke pantai
ngerenehan. Memang memutar lebih jauh tapi kami berpikir untuk menghindari
kemacetan. Dengan sedikit tanya sana-sini kami pun sampai di daerah pantai
ngerenehan saptosari gunungkidul sekitar pukul 14.00 WIB. Tak menunggu waktu
lama kami pun memilih tempat makan yang berada di dekat parkiran. Sebelumnya
kami mohon maaf karena kami lupa mengingat nama tempat makan yang kami kunjungi
di pantai ngerenehan ini, yang jelas warung ini terletak di sebelah bangunan
berlantai dua dan di depannya ada pohon waru dan tumpukan kelapa muda.
Sebenarnya kami mampir kesini tidak ada yang merekomendasikan, hanya
asal-asalan saja. Di pantai ngerenehan ini hampir setiap warung menyediakan
hasil laut segar mulai dari berbagai jenis ikan hingga lobster segar juga ada
walaupun sudah mati. Kami pun memilih hasil laut yang akan kami nikmati,
awalnya kami memesan ikan tengiri bakar dan cumi bakar. Namun, karena saya
penasaran akan lobster dan kebetulan di warung ini ada kami oun memesan lobster
asam pedas. Yang bikin kami agak kaget disini adalah HARGANYA!, harga olahan hasil
laut disini sangatlah murah dengan kesegaran yang terjamin dan rasa yang cukup
enak. Untuk memberi gambaran kepada pembaca yang budiman akan kami berikan
rincian harganya ikan tengiri harganya Rp. 50.000 per kilogram, cumi Rp. 60.000
perkilogram, dan lobster Rp. 170.000 perkilogram. Karena kami cuma berdua, kami
tidak memesan ke semua bahan makanan dengan
jumlah satu kilogram. Kami hanya memesan satu porsi untuk setiap bahan
makanan, yang rata-rata 250 gram saja. Tidak lupa sebagai minuman dan penyegar
ditengah teriknya hari itu kami memesan 2 buah kelapa muda dan 3 gelas teh dan
es teh, tenggorokan kami terlalu dahaga makanya kami minumnya banyak hehehe.
Sembari pesanan kami selesai dimasak, kami pun berkeliling di sekitar pantai
ngerenehan. Di pantai ini tersembunyi kenangan dan nostalgia, selain
pemandangan dari pantai yang berbentuk teluk diapit dua bukit karang yang kokoh
berdiri.
Sekitar 20 menit makanan yang
kami pesan selesai dimasak. Kami pun makan dengan lahap, selesai makan kami pun
beristirahat dan tak terasa waktu sore pun menjelang diiringi mendung dan
sedikit gerimis. Kami pun meninggalkan pantai ngerenehan tanpa sempat
mengunjungi pantai ngobaran dan nguyahan. Karena lelah dan kantuk yang tak
tertahankan akhirnya kami pun menginap lagi di hotel Chika Raya yang terletak
di tepi ringroad wonosari. Di hotel yang cukup bagus tampilannya ini kami
memesan kamar standar dengan fasilitas AC, TV, dan single bed dengan harga Rp.
400.000 yah memang mahal karena hari itu adalah malam tahun baru. Namun, tak
masalah daripada kami memaksakan diri menuju kota Yogyakarta yang cukup jauh
dengan jalan naik turun berkelok dan sudah jelas macet. Kami pun beristirahat
sejenak untuk menghilangkan kantuk dan lelah karena kepanasan di jalanan tadi. Sekitar
pukul 19.30 kami mencari makan malam di daerah kota wonosari yang sudah riuh
rame dengan lalu lalang orang yang ingin bertahun baruan. Selesai makan sekitar
pukul 21.30 kami pun kembali ke hotel dan beristirahat.
Langganan:
Postingan (Atom)