Interaksi sosial merupakan bentuk umum dari proses sosial, dan interaksi sosial juga menjadi syarat utama untuk terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Seperti yang dikatakan Gillin dan Gillin, interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang-perorangan, antar kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia (Soerjono Soekanto, 1982: 55). Kemudian menurut H. Boner dalam Slamet Santosa (2004: 11), interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antara dua atau lebih individu manusia ketika kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya. Dapat dikatakan juga bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan timbal balik antara aspek-aspek kehidupan sosial yang ada di masyarakat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Kehidupan sosial tidak bisa tanpa adanya interaksi sosial, interaksi sosial sendiri tidak akan terjadi bila tidak unsur atau syarat terjadinya interaksi sosial. Unsur atau syarat interaksi sosial ada dua yaitu:
a. Kontak
Kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh), jadi arti secara harfiahnya adalah menyentuh bersama-sama (Soerjono Soekanto, 2006: 59). Kontak sosial bisa berupa tindakan atau tanggapan terhadap tindakan. Kontak sosial juga bersifat positif dan negatif, hal ini dapat dilihat dari hasil interaksi yang menunjukkan tindakan positif atau negatif. Selain berdasarkan positif dan negatif, kontak sosial secara konseptual dibagi menjadi dua yaitu kontak sosial primer dan kontak sosial sekunder. Kontak sosial primer terjadi apabila hubungan atau interaksi tersebut dilakukan tanpa menggunakan perantara atau dengan kata lain langsung bertatap muka. Sedang interaksi sosial sekunder terjadi apabila hubungan atau interaksi dilakukan dengan menggunakan perantara. Melihat perkembangan teknologi informasi sekarang ini, kontak sosial sekunder terjadi menggunakan banyak perntara seperti facebook, twitter, friendster, yahoo masanger, dan masih banyak lagi.
b. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses selanjutnya dari unsur terjadinya interaksi sosial. Kontak sosial tidak berarti telah terjadi komunikasi diantar pelaku. Komunikasi merupakan proses pemberian makna pada perilaku seseorang, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan (Soerjono Soekanto , 1982: 62). Sedang menurut Burhan Bungin, komunikasi adalah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang (I) terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang (II) lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku, dan perasaan-perasaan , sehingga seseorang (I) membuat reaksi-reaksi terhadap infromasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah (I) alami (2006: 57). Arti penting komunikasi adalah sebagai proses pemaknaan atau penafsiran dilakukan untuk memberikan reaksi atas kontak yang telah dilakukan sehingga nantinya akan muncul interaksi yang sempurna. Komunikasi sosial memiliki tiga unsur utama yaitu sumber informasi (Receiver), saluran (media), dan penerima informasi (Audience). Proses pemaknaan dalam komunikasi sosial dibagi menjadi dua, bersifat subjektif dan bersifat kontekstual. Sifat subjektif artinya masing-masing pihak (sumber informasi dan penerima informasi) memiliki kapasitas untuk memaknakan informasi yang disebarkan atau diterimanya berdasarkan pada apa yang ia rasakan, ia yakini, dan ia mengerti serta berdasarkan tingkat pengetahuan kedua pihak. Bersifat kontekstual artinya pemaknaan itu berkaitan erat dengan kondisi waktu dan tempat di mana informasi itu ada dan di mana kedua belah pihak berada (Burhan Bungin, 2006: 57-58).
Kedua unsur tersebut tidak bisa dipisahkan dan harus ada dalam setiap proses interaksi sosial. Setiap interaksi akan diawali dengan kontak, di sini pelaku memberikan tindakan atau tanggapan dari proses yang sedang terjadi. Setelah terjadi kontak, komunikasi menjadi unsur atau syarat berikutnya yang berjalan. Dimana komunikasi ini merupakan tahap pemberian makan atau penafsiran terhadap kontak sosial yang berlangsung.
Interaksi yang dilakukan oleh komunitas motor atau anggota komunitas motor berlangsung tidak hanya ketika mereka bertemu saja. Ketika mereka berkendara juga melakukan interaksi sosial, misalnya ketika akan menghindari lubang yang ada di jalan maka mereka akan menggunakan isyarat tertentu yang telah disepakati sebelumnya. Proses interaksi sosial yang dilakukan oleh komunitas motor yang berbentuk asosiatif dan bisa juga berbentuk disasosiatif. Bentuk-bentuk interaksi sosial asosiatif diantaranya adalah: kerja sama dan akomodasi. Sedangkan yang berbentuk disasosiatif adalah pertentangan dan kontraversi.
Proses interaksi sosial yang terjadi pada komunitas motor misalnya, ketika sebuah komunitas motor akan melakukan perjalanan atau sering kita sebut dengan touring. Pada saat sebelum melakukan perjalanan terjadi proses interaksi dimana setiap anggota diberi tugas berdasarkan kemampuannya, ada yang menjadi road captain, sweaper, blocker, wings, dan lain sebagainya. Setiap anggota mereka akan bekerja sama dengan formasi yang telah disepakati, agar lancar dan aman dalam perjalanan.
Sewaktu berkendara proses interaksi terjadi tidak menggunakan bahasa verbal atau komunikasi dengan kata-kata, namun akan berganti menggunakan kode atau tanda yang menggunakan anggota tubuh seperti kaki dan tangan. Misalnya, ketika ada lubang atau halangan disebelah kiri rombongan maka kaki kiri akan diturunkan sebagai tanda ada lubang atau halangan di sebelah kiri rombongan. Kemudian tangan mengepal untuk tanda berhenti, dan masih banyak lagi tanda-tanda yang digunakan. Tanda-tanda ketika berkendara seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah salah satu wujud hasil interaksi sosial yang ada pada komunitas motor.