Kamis pagi tanggal 3 desember 2015
resmilah kami sebagai pasangan suami-istri, dan sebelum tanggal itu pun sang
mantan pacar* (*baca: istri) sudah membicarakan tentang honeymoon yang ingin dilakukan atau bisa dikatakan greneng-greneng
atau lebih singkatnya lagi merencanakan. Kala itu istri menginginkan bulan madu
(Honeymoon) di daerah Pacitan dengan
pantai-pantainya yang mempesona. Namun, kenyataan sering kali tidak sesuai
dengan yang direncanakan. Karena satu dua hal yang membuat kami urung menuju
Pacitan. Saya pun mengatakan bahwa perjalanan setelah menikah kita nanti bukan
bulan madu (Honeymoon) tapi jalan-jalan setelah menikah, karena tidak
perlu ketempat yang jauh untuk bulan madu dirumah pun bisa bulan madu. Setelah
menyelesaikan pekerjaan dan menunggu waktu yang tepat untuk memulai jalan-jalan
kami.
Rencana awal kami untuk memulai
perjalanan adalah tanggal 28-31 Desember 2015 dengan tujuan
yang awalnya adalah Pacitan kami ubah menuju Yogyakarta dengan tujuan utama
adalah daerah pesisir selatan Gunungkidul yang pantai-pantainya juga tidak
kalah indah dengan daerah lain. Seiring berjalannya waktu rencana awal kami
yang hanya tiga hari dua malam pun ikut berubah menjadi 4 hari tiga malam.
Karena kami masih belum puas dan masih ingin bernostalgia di kota yang penuh
kenangan, cerita, dan pengalaman Yogyakarta. Pada perjalanan kali ini kami
diantar oleh SupraSableng [Reborn] yang baru saja selesai di restorasi dengan
berganti baju zirahnya.Hari selasa tanggal 29 Desember 2015 setelah di siang
hari saya menyiapkan sang SupraSableng untuk menjadi tunggangan kami, malam
harinya paking perlengkapan yang akan dibawa pun dilakukan mulai dari pakaian
sampai obat-obatan. Setelah selesai berkemas kami pun beristirahat untuk
memulai perjalanan esok pagi.
Hari Pertama
Hari Rabu pagi tanggal 30
Desember 2015 setelah selesai bersiap dan sarapan, waktu sudah menunjukkan
pukul 09.00 WIB kami pun memulai perjalanan ini. Dengan melalui jalur tengah
tanpa melalui pantura yakni melewati wilayah karanganyar-doro-talun-bandar-blado-bawang-sukorejo-temanggung-secang-magelang-muntilan-yogyakarta-gunungkidul-pesisir
selatan, sengaja kami memilih tidak melalui jalur pantura karena ini masih
musim libur, kami menghindari keramaian kendaraan yang bisa memperbesar resiko
keselamatan. Berkendara dengan kecepatan rata-rata 60 Km/Jam kami menikmati
pemandangan yang ada di kanan kiri jalan yang kami lalui. Pada awal-awal jalur
yang kami lalui jalan masih dihiasi oleh lubang menganga yang membutuhkan
konsentrasi lebih untuk melewatinya dengan selamat. Setelah memasuki daerah
bandar jalan halus dan aspal yang bagus kami rasakan hingga sampai di daerah
sukorejo kabupaten kendal, jalan yang beraspal halus dan rata mulai tergantikan
dengan aspal bergelombang dan memiliki lobang di beberapa titiknya yaitu
diwilayah sukorejo hingga candiroto. Jika anda ingin melewati jalur ini, kami
sarankan untuk bersiap menghadapai jalanan berkelok tajam dan naik turun karena
memang jalur ini berada di daerah pegunungan. Setelah sampai di daerah sukorejo
waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 WIB perut kami pun sudah mulai berdendang.
Jadilah kami
beristirahat di daerah Bejen kabupaten temanggung untuk bersantap siang. Di
bejen kami memiliki warung langganan kami yakni Warung Makan Bu Tas yang berada
tepat di depan balai desa Bejen di sebelah kiri jalan jika dari arah sukorejo,
dengan menu khas andalan brongkos ayam. Namun, kami belum beruntung karena
sewaktu kami mampir ke warung tersebut sajian brongkos ayam belumlah matang. Selesai
makan dan sholat, pukul 13.30 kami pun melanjutkan perjalanan. Karena sudah
cukup lama kami tidak melakukan perjalanan yang cukup jauh badan ini serasa
menjadi gampang lelah. Pukul 14.30 WIB kami pun menepi lagi di tepi jembatan
kaliprogo setelah kota temanggung. Disana selain meluruskan kaki, saya pun
membeli sebuah durian yang harganya agak mahal. Hal ini karena menjelang tahun
baru begitu kata si ibu penjual durian, untuk kali ini jurus menawar saya kalah
dengan si ibu. Setelah selesai memakan durian rintik hujan mulai jatuh, kami
pun melanjutkan perjalanan dan kehujanan sedikit di daerah Secang magelang.
Perjalanan terus berlanjut hingga pukul 16.30 kami sampai di daerah Yogyakarta,
kami memilih singgah di angkringan langganan saya sewaktu kuliah yang terletak
di depan kolam renang FIK UNY. Setelah beristirahat dan nyemil tak terasa waktu
maghrib tiba. Kemudian, sekitar pukul 18.30 kami melanjutkan perjalanan menuju
daerah Gunungkidul. Dengan jalanan yang menanjak, minim PJR, dan ramai karena
masih musim libur kami berjalan menuju daerah pantai krakal untuk menginap.
Pukul 21.30 kami sampai di pantai krakal da langsung mencari penginapan.
Setelah bertanya dan melihat kesana kemari jadilah kami memilih wisma semudro
untuk menjadi tempat singgah kami. Dengan harga Rp. 150.000 permalam kami
mendapatkan fasilitas berupa TV, single bed, dan Fan. Setelah selesai mandi dan
tidak lupa beribadah juga kami sempatkan untuk menikmati suasana malam di tepi
pantai krakal gunungkidul. Suara deburan ombak yang menghantam karang
melarutkan kami pada suasana yang romantis, dinaungi langit berbintang kami
bercengkrama hingga tak terasa tengah malam pun menjelang. Kantuk pun tak
tertahankan lagi pukul 24.00 kami pun beristirahat.