A. Latar belakang
Hobi otomotif yang akhir-akhir ini merebak di masyarakat kita, sejalan dengan mudahnya membeli atau mendapatkan kendaraan bermotor dari showroom yang terdapat di daerah-daerah. Dari kemudahan untuk mendapatkan atau membeli sepeda itulah tidak sedikit orang yang memiliki hobi di dunia otomotif. Kemudian, untuk seorang penghobi otomotif itu dapat mengembangkan hobinya dia akan mencari penghobi lain yang memiliki kesamaan baik itu dalam bidang yang menjadi ketertarikan atau gaya bersosialisasi dengan penghobi lain. Dari bertemunya para penghobi tadi maka mereka akan berkumpul dan terjadi komunikasi diantara mereka hingga pada akhirnya mereka membentuk suatu komunitas.
Dan dari hobi otomotif terdapat banyak bidang yang menjadi fokus dari penghobi otomotif tadi. Di dalam masyarakat indonesia bahkan mungkin di dunia, terdapat suatu anggapan yang bahwasanya dunia otomotif adalahtempat para pria bukan tempat bagi perempuan. Anggapan ini muncul karena di dalam dunia otomotif tindakannya harus menggunakan keterampilan dan memerlukan tenaga besar untuk dapat bekerja atau berinteraksi serta bersosialisasi denga prang lain. Maka dari itu, dunia otomotif diidentifkkan dengan pria bukan dunia bagi perempuan. Namun, sekarang terjadi pergeseran yang bahwasanya dunia otomotif juga bisa dimasuki oleh perempuan. Hal ini awalnya terlihat pada perempuan yang bekerja sebagai mekanik atau motir di suatu bengkel. Lalu berlanjut kepada perempuan yang memiliki ketertarikan atau hobi otomotif hingga bergabung menjadi anggota komunitas otomotif. Dalam komunitas otomotif terdapat banyak bidang yang menjadi konsentrasi dari seorang penghobi. Dalam bahasan kali ini peneliti mengkaji tentang eksistensi dari seorang perempuan yang berada di dalam sebuah komunitas motor yang kebanyakan orang menyebutnya “Lady Bikers”. Penelitian ini melihat eksistensi dan peranan dari seorang perempuan yang berada di suatu komunitas motor yang nota bene identik dengan kaum adam atau pria. Dari situ nantinya kita dapt melihat bagaimana pergeseran anggapan yang terjadi.
B. Indentifikasi masalah
Dari latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi berbagai masalah terkait
dengan peneltian ini, yaitu:
1. Komunitas motor adalah bagian dari komunitas penghobi totomotif yang memiliki karakteristik masing-masing pada setiap komunitasnya.
2. Komunitas motor identik dengan maskulinitas atau dunia pria.
3. Pergeseran anggapan komunitas motor yang identik dengan kaum pria juga bisa dimasuki oleh perempuan.
4. Eksistensi dari seorang perempuan yang bergabung dengan komunitas motor
5. Peranan perempuan yang tergabung dalam komunitas motor tersebut.
6. Tanggapan dari lingkungan sekitar.
C. Pembatasan masalah
Dalam penelitian ini saya sebagai peneliti akan membatasi permasalahan yang akan menjadi objek kajian dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat menjawab rumusan masalah dan berhasil dalam semua prosesnya. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada komunitas motor. Meskipun komunitas hobi otomotif tidak hanya terdiri dari komunitas motor saja ada komunitas mobil,balap, dan lain sebagainya. Peneliti melakukan penelitian ini pada komunitas motor yang terdapat di beberapa kota, hal in terkait dengan waktu dalam melakukan penelitian dan diharapkan juga data yang didapat adalah data yang mendalam sehingga penelitian ini dapat dinilai berhasil. Kota yang menjadi objek penelitian adalah kota di daerah “joglosemar”(jogja, solo, semarang) peneliti memilih daerah tersebut karena terkait dengan kontak atau link yang dimiliki oleh peneliti dalam komunitas motor di dearah tersebut.
D. Rumusan masalah
1. Apa motivasi dari seorang perempuan bergabung dengan komunitas motor?
2. Bagaimana cara masuknya seorang perempuan ke dalam komunitas motor?
3. Bagaimana peran dari seorang perempuan dalam komunitas motor tersebut?
4. Bagaimana anggapan lingkungan sekitar perempuan yang tergabung dalam komunitas motor?
E. Tujuan penelitian
Penelitian bertujuan untuk:
1. Mengetahui motivasi seorang perempuan bergabung dengan komunitas motor.
2. Mengetahui cara dari seorang perempuan masuk ke dalam suatu komunitas motor.
3. Mengetahui peran dari seorang perempuan dalam komunitas motornya.
4. Mengetahui anggapan dari lingakungan sekitarnya.
F. Manfaat penelitian
1. Manfaat teroritik
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara umum adalah untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan sosialterutama cabang ilmu sosiologi gender dan secara khusus, penelitian ini diharapkan akan mampu memberi sedikit kontribusi dalam kajian sosiologi gender pada suatu kelompok sosial atau komunita tertentu.
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a. Peneliti
Mengaplikasikan materi perkuliahan sosiologi gender serta teori-teroi sosiologi dalam realitas dan dinamika kelompok sosial.
b. Seluruh bikers indonesia
1) Menambah wawasan tentang komunitas motor.
2) Menambahsumber tertulias mengenai komunitas motor.
3) Memberi pemahaman tentang eksistensi Lady Bikers dalma komunitas motor.
4) Menambah rasabrotherhood(persaudaraan) dan saling menghargai dalam komunitas motor.
5) Penghargaan terhadap Lady Bikers yang aktif dalam komunitasnya.
c. Pemerintah
1) Sebagai pengetahuan tentnag dinamika kelompok sosial yang perlu mendapat perhatian.
2) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebiijakan.
d. Masyarakat umum
Menambah pengetahuan tentang komunitas motor yang terdiri tidak hanya dari kaum pria saja. Merubah anggapan tentang dunia otomomtif yang identik dengan dunia maco atau dunianya para pria.
BAB II
KAJIAN TEORI KERANGKA PIKIR
A. Kajian teori
1. Gender(jender)
Istilah gender berasal dari bahasa inggris yang berarti jenis kelamin, kemudian diserap ke dalam bahsa indonesia sehingga menjadi jender. Secara pengertian, gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural.Dalam gender terdapat suatu nilai dan norma yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat. Jika terjadi pelanggaran atas nilai-norma dan kebiasaan maka si pelanggar akan mendapatkan sanksi yang kebanyakan berupa kritikan, cibiran, cemoohan, dan pengucilan. Hal ini disebabkan oleh konstruksi dari gender tersebut yang secarakultural maupun sosial yang membuat mandarah daging dalam masyarakat.
2. Lady Bikers
Lady Bikers memang terasa asing ditelinga masyarakat kita, hal ini wajar karena istilah tersebut berasal dari bahasa inggris yang secara harfiah berarti pengendara wanita. Jika kita lihat dari definisi bikers sendiri adalah seorang pengendara kendaraan roda(sepeda motor). Di masyarakat kita bikers adalah seseorang yang memiliki hobi dan ketertarikan di dunia sepeda motor yang biasanya tergabung dalam suatu komunitas motor, yang lebih sering disebut dengan anak motor oleh masyarakat kita. Kemudian seiring dengan perkembangannya, bikers tidak hanya milik kaum adam saja. Beberapa kaum hawa juga turut andil dalam komunitas motor karena memang hobi dan ketertarikannya. Dalam dunia komunitas motor seorang perempuan yang tergabung dalam suatu komunitas motor disebut dengan Lady Bikers.
3. Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbale balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong(Soerjono Soekanto.1982:104). Dalam sebuah kelompok sosial setiap manusia yang tergabung di dalamnya pasti akan berinteraksi dengan anggota lain dari kelompok tersebut baik itu yang bersifat positif ataupun negative. Manusia yang pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut “gregariousness” sehingga ,manusia juga disebut social animal . Oleh karena hasrat tersebut manusia selalu beruasah untuk berada dalam suatu kelompok. Dan dalam kelompok tersebut perilaku yang dilakukan oleh seseorang akan terpengaruh oleh aturan-aturan yang ada di dalam kelompoknya. Sebuah kelompok sosial pastilah memilki aturan-aturan yang mengatur perilaku dari para anggota kelompok tersebut.
4. Komunitas
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, komunitas memiliki arti kelompok organisme (orang dsb) yg hidup dan saling berinteraksi di daerah tertentu. Memang secara umum komunitas memiliki arti sebagai sekumpulan orang yang ada di suatu tempat. Dalam pengertian yang lebih luas lagi komunitas dapat diartikan sebagai masyarakat. Dalam penelitian ini komunitas diartikan sebagai sebuah kelompok orang-orang dengan identitas dan nilai-norma tertentu yang dipatuhi oleh anggotanya yang telah terinternalisasi didiri para anggotanya. Dalam penelitian ini komunitas yang dimaksud adalah komunitas penghobi sepeda motor yang lebih sering dikenal dengan komunitas motor. Komunitas motor adalah tempat bertemu, berinteraksi, dan berkumpul para penghobi sepeda motor disuatu tempat dengan jangka waktu tertentu atas dasar kesamaan minta. Dan lebih penting lagi, komunitas motor merupakan bagian dari masyarakat pada umumnya yang perlu bersosialisasi dengan orang lain diluar komunitasnya.
5. Teori fenomenologi
Dalam kajian ini peneliti akan menggunakan teori fenomenogi karya Peter L. Berger dan Luckmann. Fenomenologi mengkajitentangapadanbagaimanapemahamanindividuterhadapfenomenasosial, yang dibangundaritipefikasi yang salingbertautan, menciptakanmakna-maknatertentusebagaipengetahuanumum yang diterimaapaadanya, dandipertukarkandengan orang lain. Oleh karena itu peneliti menggunakan teori ini sebagai dasar untuk mengkaji tentang reaksi lingkungan terhadap keberadaan Lady Bikers di sekitarnya. Karena bagi masyarakat indonesia keberadaan Lady Bikers masih merupakan hal baru. Karena, dunia komunitas motor adalah dunianya para kaum adam bukan tempat bagi kaum hawa. Oleh karena itu, keberdaannya masih menjadi pergunjingan orang-orang di sekitarnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di beberapa kota di daerah joglosemar. Kota yang menjadi tempat peneliti melakukan penelitiannya adalah di kota yogyakarta, semarang, salatiga, dan solo. Pemilihan kota-kota tersebut sebagai objek penelitian terkait dengan keterjangkauan dari peneliti itu sendiri serta hubungan yang sudah terjalin antara peneliti dengan beberapa komunitas motor yang ada di kota-kota tersebut.
B. Setting penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu, hal ini dikarenakan waktu untuk bertemu dengan nara sumber perlu diatus terlebih dahulu agar nantinya nara sumber bisa memberikan data yang maksimal kepada peneliti. Rincian waktu untuk penelitian ini adalah minggu pertama peneliti akan mengumpulkan data dari nara sumber yang berada di kota yogyakarta, lalu pada minggu kedua peneliti akan mengumpulkan data kepada nara sumber yang berada di daerah “joglosemar”. Peneliti membagi waktu sedemikian rupa agar nantinya peneliti bisa menyesuaikan antara waktu nara sumber dan waktu peneliti sendiri.
C. Subjek penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Lady Bikers yang tergabung ke dalam salah satu komunitas dan masih aktif sebagai anggota dalam komunitas tersebut. Lady Bikers yang peneliti maksud adalah seorang perempuan yang memiliki hobi atau ketertarikan akan dunia otomotif yang lebih spesifik lagi mengenai sepeda motor. Dalam penelitian ini Lady Bikers-nya dari komunitas motor yang bertujuan untuk touring, dalam komunitas motor terdapat spesifikasi tentang fokus dari komunitas motor itu sendiri.
D. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang maksimal mengenai penelitian eksistensi Lady Bikers komunitas motor ini peneliti menggunakan teknik observasi dengan jenis observasi non-partisipasi dan juga menggunakan teknik wawancara kepada nara sumber penelitian.
Observasi adalah kegiatan mengumpulkan data dengan cara mengamati nara sumber penelitian. Peneliti menggunakan teknik observasi non-partisipasi yaitu observasi yang mana peneliti tidak terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian atau sebagai pengamat independen . Dan dalam pengumpulan data peneliti juga menggunakan teknik observasi partisipasi moderat yakni suatu observasi partisipasi dimana terdapat keseimbangan antara peneliti sebagai orang dalam dan sebagai orang luar. Dalam pengumpulan data peneliti tidak terlibat kegiatan yang dilakukan oleh nara sumber penelitian hanya sebatas sebagai pengamat saja.
Lalu peneliti juga menggunakan teknik wawancara tak terstruktur yakni teknik wawancara yang mana jawabannya tidak ditentukan oleh peneliti atau pewawancara. Peneliti memilih teknik wawancara ini adalah agar peneliti bisa mendapatkan data-data yang maksimal dari nara sumber yang mana adalahLady Bikers yang dikunjungi atau yang telah terjalin hubungan diantara mereka dengan peneliti. Dan dengan hasil wawancara ini peneliti akan menggunkannya untuk mendeskripsikan eksistensi Lady Bikers dalam suatu komunitas motor.
E. Validitas data
Dalam suatu penelitian agar penelitian yang telah dilakukan dianggap sah atau valid. Maka diperlukan pengujian keabsahan data atau uji validitas data. Terdapat banyak teknik validitas data untuk penelitian kualitatif diantaranya adalah teknik triangulasi. Dan dalam peneliti ini peneliti menggunakan teknik uji validitas data berupa teknik triangulasi, dalam teknik triangulasi terdapat tiga triangulasi. Pertama, triangulasi sumber yakni untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yng telah diperoleh melalui beberapa nara sumber. Kedua, teknik yakni menguji kredibilitas data yang diperoleh dari lapangan dengan cara mengumpulkan data dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian menggunakan teknik pengumpulan data observasi partisipasi moderat, wawancara tak terstruktur, dan studi dokumentasi.
F. Teknik analisis data
Teknik analisis data diperlukan agar nantinya peneliti bisa menganalisis data dengan tepat dan mampu menjawab rumusan masalah yang telah peneliti susun di atas. Teknik pengumpulan data untuk penelitian kualitatif terdapat banyak teknik analisis datanya seperti yang dikemukakan oleh sugiyono(2009:245) analisis sebelum lapangan, analisis data di lapangan model Miles dan Huberman, analisis data selama di lapangan model spradley, dan lain sebagainya. Dengan banyaknya teknik analisis data peneliti mempertimbangkan penggunaan teknik analisisnya agar data-data yang dihasilkan menjadi maksimal dan jenuh. Karena dalam penelitian kualitatif data-data yang dihasilkan dari lapangan akan diuji terus menerus hingga datanya jenuh agar dalam analisis dapat menjawab rumusan masalah yang telah disusun oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik analisis di lapangan model miles dan huberman. Dimana analisis data dilakukan ketika pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data periode tertentu. Miles dan huberman mengemukakan bahwa aktifitas dalamanalisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Dalam teknik analisis data model miles dan huberman ada tiga aktifitas analisiss data yaitu data reductions, data display, dan conclusion drawing atau verification. Oleh karena itu, peneliti menggunakan analisis data model miles dan huberman karena dianggap cocok ketika menganalisis data yang didapat dalam penelitian ini yang memfokuskan penelitiannya di jaringan sosial antar komunitas motor di pulau jawa. Mengingat juga cakupan datanya yang luas maka model ini dianggap paling cocok untuk menganalisis data yang di dapat di lapangan.
Tahap dari model miles dan huberman adalah data reduction atau reduksi data, data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya banyak maka perlu dicatat secara rinci dan teliti. Seperti kebanyakan penelitian yang ke lapangan maka data yang dihasilkan akan banyak, kompleks, dan rumit. Maka dari itu perlu segera dianalisis melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok. Memfokuskan diri pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memebrikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data selanjutnya.
Setelah mereduksi data yang diperoleh, langkah selanjutnya adalah display data atau menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa menggunakan flowchart, uraian singkat, bagan, dan sejenisnya. Dalam menyajikan data peneliti menggunakan teks naratif. Dengan menyajikan data memudahkan peneliti untuk merencanakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dan langkah yang terakhir dari model miles dan huberman adalah conclusion drawing atau virification dengan kata lain langkah ketiga ini adalah penarikan kesimpulan sementara dari hasil pengumpulan data di lapangan. Kesimpulan sementara ini dapat berubah nantinya dengan didukung bukti-bukti dari pengumpulan data yang selanjutnya. Penarikan kesimpulan ini dilakukan peneliti setelah dilakukan analisis yang mendalam dari data yang telah tersaji. Untuk lebih jelasnya perhatikan skema dibawah ini
BAB IV
PEMBAHASAN
Sebagai awal dari bab ini ada baiknya jika kita melihat tentang wanita jika dilohat dari perspektif beberapa agama. Pertama dari segi agama,dalam agama islam terdapat satu surat yang disebut dengan surat wanita (an-nisa’) yang terdiri dari 176 ayat. Dalam surat tersebebut membahas tentang wanita baik dari sisi objektif hingga subjektif dan dari positif hingga negatif. Sedikit membahas mengenai wanita menurut pandangan agama islam, dalam agama islam wanita merupakan makhluk mulia yang harus dimuliakan melalui perumpaan seorang ibu melalui sebuah surat di kitab suci al-qur’an disebutkan bahwa “ibu, ibu, ibu, bapak”. Maksudnya adalah ketika kita sebagai manusia akan berbakti, menghormati, dan mengabdi maka dahulukan ibumu baru kemudian bapakmu. maka daari itu agama islam memandang mulia seorang wanita. Kemudian agama kristen dalam buku dilema wanita karir(menuju wanita sakinah) karya Abdullah A. Djawas disebutkan dalam buku ini bahwasanya nabi-nabi di agama kristen pernah melakukan tindakan amoral dengan wanita baik itu anaknya sendiri, pasangan orang lain, maupun cara-cara mereka melukakan tindakan tak bermoral itu kepada wanita . Dalam pandangan agama hindu juga tidak jauh berbeda dengan pandangan dari agama kristen yang juga memposisikan wanita sebagai kaum yang hina, hanya memikirkan syahwat, akar masalah, dan bukannya menghormati wanita dengan sebagaimana mestinya.
Namun, dari perspektif agama dapat menjadi suatu hal yang sensitif untuk dibahas dalam kajian umum seperti penelitian ini. Oleh sebab itu, peneliti hanya mengambil perspektif dari sudut budaya dan nilai-norma yang berlaku dalam masyarakat agar nantinya tidak timbul suatu perasaan yang dapat memicu konflik. Dalam hal ni gender tidak hanya menyangkut tentang wanita saja laki-laki juga menjadi suatu kajian dari gender itu sendiri. Meski sekarang ini yang banyak menjadi bahasan dalam sosiologi gender adalah wanita. Karena budaya dalam masyarakat kita yang merupakan masyarakat patriarkhi jadi banyak fenomena-fenomena dimana wanita diposisikan dalam posisi yang tidak menguntungkan dan geraknya juga cukup terbatas.
Setelah peneliti melakukan pengumpulan data dengan wawancara pada nara sumber peneliti. Peneliti dapat menemukan beberapa fakta tentang Lady Bikers terutama eksistensi serta pengalaman-pengalaman dari nara sumber tentang keberadaannya dalam komunitas motor. Dalam bab ini peneliti membuat beberapa point yang nantinya akan menjadi gambaran tentang eksistensi Lady Bikers dalam komunitas motor.
1. Motivasi seorang perempuan menjadi Lady Bikers
a. Hoby
Komunitas motor muncul memang karena hobi, dan dalam hal ini yang menjadikan seorang perempuan menjadi seorang Lady Bikers. Karena dia memang memiliki ketertarikan akan dunia motor walaupun tidak ikut mengurusi motor layaknya montir tapi seorang perempuan yang menjadi Lady Bikers adalah bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain dengan menggunakan media sepeda motor. Seorang Lady Bikers yang termotivasi oleh hobi untuk bergabung dengan komunitas motor memiliki kecendrungan dirinya akan bertahan lama dalam komunitas motornya ataupun di dunia bikers. Hal ini berkaitan dengan kepuasan hati dari seorang Lady Bikers yang memang memiliki ketertarikan pada dunia bikers dan komunitas motor.
b. Cari pengalaman
Seorang bikers pastilah akan melakukan touring ke banyak tempat di berbagai daerah. Oleh karena itu, setiap perjalanan touringnya tadi akan mendapatkan suatu pengalaman baru yang akan menambah catatan hidupnya. Dan hal ini pula yang memotivasi seorang perempuan menjadi Lady Bikers. Melalui touring ini juga seorang Lady Bikers mendapatkan pengalaman yang tidak sedikit dari pengalaman ini sehingga seorang Lady Bikers dapat memiliki cerita hidup yang menarik untuk diceritakan.
c. Cari saudara atau teman
Ketika touring atau mengkondisikan bikers lain yang datang bertandang ke tempat Lady Bikers, secara otomatis dia juga akan berkenelan dengan bikers tersebut hingga akhirnya mereka menjadi suadara. Dari sinilah seorang bikers dapat terhubung dengan banyak bikers lain dari berbagai daerah. Dengan memiliki teman yang banyak maka seseorang akan sangat terbuka kesempatannya dalam mendapatkan kesempatan dalam pekerjaan. Dalam komunitas motor, sesama bikers biasa disebut dengan saudara jadi ketika berkumpul dengan bikers lain Lady Bikers akan menyebutkan bahwa dia mencari saudara. Oleh karena itu, seorang Lady Bikers termotivasi untuk bergabung dengan komunitas motor adalah untuk menambah saudara.
d. Cari pengetahuan
Selain karena mencari pengalaman baru dan teman seorang perempuan menjadi bikers karena juga ingin mendapat pengetahuan baru yang lebih luas. Hal ini dikarenakan dalam berinteraksi dengan banyak orang dan berbeda-neda pula karkaternya seorang Lady Bikers bisa mendapat pengetahuan baik itu dalam komunitas motor, motor, dan kehidupan sehari-hari. Ketika menambah teman, seorang Lady Bikers juga akan mendapatkan pengetahuan yang baru baik itu di dunia bikers sendiri ataupun dunia umum. Hal ini terbukti, ketika seorang Lady Bikers touring ke suatu daerah dia akan diajak jalan-jalan ke tempat wisata oleh sang tuan rumah dan dari situ juga mendapatkan pengetahuan.
e. Disuruh oleh orang terdekat
Untuk motivasi ini peneliti temukan ketika melakukan wawancara dengan nara sumber bunda anna lee(Sri Murtinah) dari STC-J(suzuki thunder community jogjakarta). Ketika awal dulu akan bergabung dengan komunitasnya, mami panggilan akrab dari bunda anna mengaku bahwa dirinya awal mengenal komunitas motor adalah pada saat dirinya mengikuti event “tour de merapi”. Dari situ dia mendapatkan teman yang kemudian sering berkunjung ke rumahnya. Dan tidak lama kemudian suaminya meninggal. Hingga pada akhirnya temannya tadi mengajak mami untuk bergabung dengan komunitas motornya sekarang ini. Mami yang bergabung dengan komunitas motor sejak tahun 2009 ini juga berkata “saya menjadi Lady Bikers adalah permintaan dari almarhum suami saya mas”. Memang seseorang yang kita cintai memiliki pengaruh yang tidak sedikit dalam seorang Lady Bikers untuk bergabung dengan komunitas motor.
2. Motivasi seorang perempuan masuk ke dalam komunitas motor
Seorang Lady Bikers juga memiliki motivasi tertentu untuk bergabung dengan suatu komunitas motor. Dari beberapa wawancara yang dilakukan peneliti ada berapa motivasi dari seorang Lady Bikers bergabung dengan komunitas motor, diantaranya adalah penyaluran hobi, tempat berinteraksi dengan bikers lain, dan tempat dimana seorang Lady Bikers mendapat pengetahuan tentang motor dan komunitasnya.Dan dalam sebuah komunitas juga terdapat atauran-aturan yang ditaati oleh para anggotanya, dan dalam aturan ini seorang Lady Bikers juga mendapatkan posisinya yang baik dan lebih istimewa daripada bikers laki-laki. Kemudian motivasi untuk bergabung dengan sebuah komunitas seorang Lady Bikers biasanya ada pihak lain yang mengajaknya untuk masuk dan bergabung ke sebuah komunitas motor. Yang sering dijumpai adalah seorang Lady Bikers bergabung dengan sebuah komunitas motor adalah karena pacar atau pasangannya juga bergabung dengan komunitas motor. Denga kata lain karena diajak oleh orang tertentu yang memiliki hubuingan khusus dengan Lady Bikers tersebut.
3. Bagaimana cara seorang perempuan masuk ke dalam komunitas motor
Banyak cara seorang Lady Bikers bergabung dengan sebuah komunitas motor. Namun, kebanyakan dari mereka ada pihak yang mengajak untuk bergabung dengan sebuah komunitas motor. Selain teman yang mengajak untuk bergabung, fenomena yang terjadi sekarang adalah karena pacarnya yang mengajak seorang perempuan untuk masuk ke dalam sebuah komunitas motor dan menjadi seorang Lady Bikers. Ada hal unik yang muncul dalam bab ini ternyata ada juga seorang Lady Bikers yang mendirikan sebuah komunitas motor. Dia memang yang sudah menjadi Lady Bikers kemudian dia ingin mengumpulkan sesama pecinta motor untuk mendirikan suatu komunitas motor. Ada juga yang bergabung dengan komunitas motor dengan cara mengikuti sebuah event motor kemudian mendapatkan sosialisasi tentang komunitas motor tersebut hingga akhirnya tertarik utnuk bergabung dengan komunitas tersebut. Bermacam-mcam cara seorang Lady Bikers bergabung dengan komunitas motor. Namun, itu semua terkait denga strategi dari komunitas motor tersebut dalam merekrut anggotanya.
4. Peran seorang perempuan dalam komunitas motor
Seperti sudah mendarah daging bahwa seorang perempuan mendapat peran untuk mengatur uang dan catat mencatat. Hal ini terbukti dengan kebanyakan Lady Bikers yang tergabung dengan suatu komunitas motor akan menjabat sebagai bendahara atau sekeretaris. Menurut anggota yang lain bahwa karena dia seorang perempuan. Makanya diberi jabatan yang banyak berkaitan dengan uang dan hal-hal yang sifatnya catat mencatat. Untuk jawaban ini diutarakan oleh ayu(REDSOC’S salatiga). Untuk urusan touring dan mengkondisikan bikers lain yang bertandang kebanyakan diambil alih oleh laki-laki. Namun, ada seorang nara sumber yang menjadi ketua dalam komunitasnya. Menurut anggotanya, Lady Bikers ini dijadikan ketua karena dia perempuan sendiri, lalu anggota yang lain akan takut jika dimarahi. Hal ini, memang benar adanya setiap perkataan yang diucapkannya anggotanya akan langsung mendengarkan. Hal ini diungkapkan oleh diyah ayu pitaloka(ketua “yakuza bikers” lamongan).
5. Reaksi lingkungan terhadap seorang perempuan yang menjadi Lady Bikers
Reaksi dari lingkungan terhadap Lady Bikers untuk saat ini masih negatif. Hal ini dikarenakan jika perempuan keluar malam dan bepergian jauh maka sebagai kontrol sosial yang didapatnya dia akan dipergunjingkan bahkan yang lebih parah akan mendapat label “cewek g bener”. Namun, itu semua kembali kepada kita masing-masing. Dari nara sumber yang peneliti wawancarai bahwasannya banyak yang tidak disetujui oleh keluarganya untuk menjadi Lady Bikers. Namun, itu tak menghalangi niatan dari perempuan-perempuan ini untuk tetap menjadi Lady Bikers.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa Lady Bikers juga bagian dari hobi otomotif terutama sepeda motor yang dilakukan oleh perempuan. Dari situ banyak hal yang memotivasi seseorang menjadi Lady Bikers dan bergabung dengan suatu komunitas. Diantaranya adalah hoby, cari pengalaman, cari teman, cari pengetahuan, dan suruhan oleh orang terdekat. Dari situ kita juga dapat ketahui bahwa Lady Bikers dalam masyarakat kita masih dianggap tabu oleh kebanyakan orang.
Hal itu kembali ke diri kita masing-masing tentang bagaimana memandang seorang Lady Bikers. Menjadi Lady Bikers adalah sebuah pilihan hidup yang dipilih oleh sebagian kecil dari masyarakat kita yang luas. Ada yang berawal dari ajak orang terdekat untuk bergabung dengan komunitas motor hingga akhirnya menjadi eksis dengan sebuah jabatan dalam komunitasnya. Memang seorang Lady Bikers menjadi di istimewakan karena seorang perempuan adalah makhluk yang harus dijaga. Namun, stereotipie dari perempuan yang beranggapan bahwa seorang perempuan itu hanya bisa melakukan pekerjaan catat mencatat dan pekerjaan yang ringan-ringan saja masih sangat terasa dalam komunitas motor.
Saran
Saran dari peneliti untuk penelitian tentang Lady Bikers yang selanjutnya adalah agar nantinya penelitian tentang gender juga membahas tentang gender yang ada dalam sebuah komunitas lain tidak hanya dalam komunitas motor saja. Hal ini dikarenakan sifatnya yang sudah pasti berbeda akan menimbulkan suatu karakteristik sendiri. Oleh sebab itu, peran perempuan dalam suatu komunitas perlu dikaji lebih lanjut lagi.
Daftar pustaka
Azwar, sifuddin. 2010. Metode penelitian. Yogyakarta: pustaka pelajar
Djawas, Abdullah A. 1996. Dilema wanita karir(menuju keluarga sakinah). Yogyakarta: Ababil
Hanum, farida. 2007. Diktat mata kuliah sosiologi gender. Yogyakarta
Salim, Agus.2006. Teori dan paradigma penelitian sosial(buku sumber untuk penelitian kualitatif). Yogyakarta: tiara wacana
Soekanto, soerjono.1982. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: raja grafindo
Sugiyono.2009. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: alfabeta
Tim penyusun. 2006. Kamus besar bahasa in
Tidak ada komentar:
Posting Komentar