When The Scream Loudest

When The Scream Loudest

Minggu, 11 Januari 2015

Cerita Menuju Negeri Atas Awan

Negeri atas awan adalah tempat tinggal dewa-dewi yang digambarkan memiliki keindahanyang tiada duanya. Layaknya sebuah negeri impian dimana disana hanya ada kebahagiaan. Itulah gambaran mengenai negeri atas awan dalam dongeng dan kartun yang sering kita dapatkan gambarannya. Cerita kali ini adalah tentang perjalanan menuju tanah diatas awan begitulah sebutan untuk daerah yang menjadi tujuan kami. Dieng, yang terletak di Jawa Tengah ini berada di dalam dua wilayah kabupaten yakni Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Dari dulu daerah Dieng disebut sebagai Negeri di Atas Awan hal ini dikarenakan ketinggian dataran ini dimana seakan-akan berada di atas awan.
Berawal dari rencana untuk mengisi libur awal tahun dengan ketentuan bisa dijangkau dalam satu hari. Memang perjalanan ini one day trip dimana kami tidak menginap, walaupun one day trip kami sudah merasa cukup puas (sebenarnya seh masih pengen keliling disana mengunjungi tempat-tempat indah yang lain). Tapi kami sudah merencanakan untuk kesini lagi untuk menjelajahi kawasan dieng ini. Banyak hal menarik dari kawasan dieng ini selain alamnya yang asri dan sejuk penduduk disini sangatlah ramah dan sopan kemudian objek wisata yang sudah terfasilitasi dengan baik dan rapi. Mungkin begitulah gambaran dari dieng. Cerita Menuju Atas Awan-, musim libur sekolah akhir tahun 2014 jatuh pada pergantian tahun 2014 ke 2015 untuk mengisi liburan dan menyegarkan pikiran kami berencana untuk berlibur. Walaupun cuaca sebenarnya kurang bersabar namun, karena keinginan untuk refreshing sudah menggebu akhirnya kami melakukan perjalanan. Karena kami tidak berencana menginap mengingat cuaca akhirnya kami memilih kawasan dataran tinggi dieng untuk kami kunjungi. Setelah tujuan kami tentukan, waktu kami rencanakan karena pekerjaan dan beberapa hambatan akhirnya kami memilih tanggal 1 januari 2015 untuk kami nge-trip ke dieng. Setelah itu sayapun memikirkan jalur yang akan kami lalui, karena kami one day trip dan dengan dasar ingin menunjukkan hidden paradise di Kabupaten Pekalongan kepada partner berkendara saya yang tidak lain adalah pasangan saya sendiri. Akhirnya kami melalui jalur karanganyar-doro-petungkriyono-batur-dieng, dan kecamatan petungkriyono dimana ini adalah kecataman tertinggi di Kabupaten Pekalongan. Karena ini pengalaman pertama bagi pasangan saya, dia begitu terkagum melihat pemandangan yang disajikan dan dimiliki oleh Petungkriyono. Berikut adalah jalur yang kami lalui dalam trip menuju atas awan. Berangkat dari rumah sekitar pukuk 08.00 WIB dimana dihari sebelumnya saya telah menyiapkan kendaraan yang akan kami pakai sekedar cek rutin untuk menghindari segala sesuatu yang tidak diinginkan. Kendaraan yang kami pakai adalah suprasableng sepeda motor yang saya percaya dan tangguh. Kami berangkat pagi dengan dasar untuk menghindari kehujanan disaat berangkat dan dengan jam segitu ketika kami sampai di dieng kabut sudah hilang sehingga kami dapat menikmati perjalanan serta pemandangan yang ada. Sekitar pukul 09.00 WIB kami sampai di daerah petungkriyono, disini kami menikmati jalan menanjak terjal dan jurang. Disepanjang jalan kami disuguhi poemandangan hutan lindung tempat konservasi Owa Jawa yang terancam punah serta curug alami yang terbentuk dari bebatuan tebing berikut ini adalah pemandangan tersebut.
Spot diatas masih disekitaran desa sokokembang tempat dimana kopi owa diproduksi oleh masyarakat setempat. Sekitar sepuluh menit kami berhenti disini untuk mengabadikan pemandangan dan sekedar menghela nafas di udara pengunungan yang sejuk. Kami melanjutkan perjalanan kami sekitar 30 menit kami sampai di desa simego dimana disinilah desa tertinggi di Kab pekalongan dan dengan jalan menanjak dengan kemiringan lebih dari 50 derajat, karena suprasableng sudah saya persiapkan, maka kondisi medan tersebut tidak menjadi hambatan. Ketika sampai di desa simego kami berhenti lagi karena dari sini pemandangan indah terpampang dengan horizon cakrawala membentang dihiasi birunya langit serta hijaunya hutan. Berikut beberapa dokumentasi kami.
Cukup lama kami berhenti di spot ini hampir 30 menit kami di sini menikmati suasana ditemani angin lembah berhembus kencang. Setelah puas menikmati pemandangan kami melanjutkan perjalanan kami. Sesaat sebelum melanjutkan perjalanan saya berkata pada ridingmate saya bahwa tanjakan terjal ada di depan kita, seketika itu pula ekspresinya menjadi ragu. Namun, setelah saya memberikan penjelasan bahwasanya si sableng pasti mampu untuk melalui tanpa halangan berarti dia baru sumringah lagi. Dan ketika berjalan sekiatr 5 KM, dia menjadi ketakutan melihat tanjakan dengan kondisi aspal terkelupas dan ada beberapa motor matic yang di dorong oleh pengendaranya karena tidak kuat untuk menanjak dan ketika menyalip motor-motor tersebut tercium bau mesin yang sudah overheat. Sambil berlalu saya berkata kepada si pengendara agar berisitirahat dahulu, entah digubris atau tidak. Sayang tanjakan ini tidak sempat terdokumentasikan karena fotografernya ketakutan. Hihihi... Setelah riding sekitar 30 menit baru kami jumpai aspal mulus di daerah jatilawang. Kemudian mengikuti jalan dan sampai di pertigaan pasar sibebek kami belok ke kiri mengikuti penunjuk arah. Dari sini kami riding sekitar 30 menit dan sampailah di kawasan dieng. Fuelmeter sudah menunjukkan si sableng haus. Segera saya mencari SPBU guna mengisi bahan bakar. Ketika bertemu SPBU kami kaget karena antriannya sudah mengular maklumlah karena memang ini libur tahun baru jadi banyak yang berkunjung dan kebanyakan juga berasal dari pekalongan. Setelah mengisi bahan bakar kami melanjutkan perjalanan dan langsung menuju komplek candi pandawa dan candi yang kami jelajahi adalah komplek candi arjuna setelah membayar tiket seharga Rp. 10.000 untuk dua objek yakni komplek candi dan kawah sikidang. Sekitar pukul 11.00 WIB kami mulai masuk ke komplek candi berisitirahat dan dilanjutkan dengan berfoto ria.
Rencananya kami akan melanjutkan ke kawah sikidang da telaga warna, namun keadaan fisik kami mendadak berubah. Saya mendadak mual dan pasangan saya hampir pingsan entah kenapa ini terjadi padahal berangkat dari rumah kami sehat wal afiat. Akhirnya kami mencari tempat isitirahat untuk memulihkan diri kami, setelah tiduran sebentar dan meminum minuman panas badan kami mulai enakan namun belum stabil. Disela-sela kami beristirahat kami mulai berpikir penyebab keadaan kami dan kami sadari sejak masuk ke komplek candi kami mencium bau gas metana yang cukup kuat dan ketika memasuki area parkir telaga warna bau tersebut semakin kuat. Sekedar saran saja , mungkin masker cukup membantu menghidnari hal yang terjadi pada kami. Dan akhirnya kami putuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan kami dan akhirnya kami istirahat setelah cukup kuat kami memutuskan untuk pulang dan makan terlebih dahulu. Ketika di rumah makan kami memesan mie ongklok sate menu khas daerah wonosobo. Ketika memesan kami bertanya pada empunya rumah makan kenapa saya mencium bau gas dan akhirnya tidak enak badan dan si empunya juga mengiyakan kalau itu gas yang berasal dari kawah sikidang. Tepat setelah maghrib kami memulai perjalanan pulang baru mulai berjalan hujan turun, kami menepi untuk memakai jas hujan namun saya tidak memakai jas hujan karena jaket yang saya kenakan waterproof dan menurut saya masih mampu menahan air. Dan benar saja dari dieng sampai rumah kami diguyur hujan dan jaket yang kenakan baru tembus air ketika hujan deras di daerah kalaibening namun hanya sedikit yang merembes. Pukul 19.50WIB kami sampai dirumah dan istirahat. Cerita ini akan berlajut lagi, karena baru satu objek saja yang kami kunjungi. NANTIKAN CERITA SELANJUTNYA DI OBJEK YANG LAINNYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar