Selain lanjutan dari cerita sebelumnya yakni “Cerita Menuju Negeri Atas Awan”, Trip kali ini suprasableng juga bermaksud untuk melakukan pemanasan sebelum trip SupraSableng Lovescepade dimulai. Namanya juga pemanasan jadi ya kita tes badan untuk persiapan SupraSableng Lovescapade. Di dataran tinggi dieng ini kami mengunjungi beberapa spot wisata yang ada di sana yakni Kawah Sikidang, Telaga Warna, Telaga Cebong, Sikunir, dan Mie Ongklok Longkrang juga tidak luput cicipan kami, tidak lupa kami juga membeli marchendise dari dieng berupa kaos yang kami beli dari dihyang merch yang memiliki kualitas sangat baik.
Perjalanan ini kami
lakukan pada hari Kamis sampai Jum’at tanggal 24-25 Desember 2015. Kamis pagi
packing kami mulai dan bersiap untuk melakukan perjalanan menuju dataran tinggi
dieng dan dieng plateau sekiatar pukul 09.00 WIB perjalanan dimulai. Cek point
pertama kami lakukan di kebun teh kaliboja sekitar pukul 10.00 WIB untuk
beristirahat sejenak karena mesin Beati sudah cukup panas. Setelah setengah jam
beristirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju dataran tinggi dieng. Pukul
12.30 WIB kami sampai di daerah dieng dan sebelum kami mengunjungi
tempat-tempat wisata, kami mencari penginapan di daerah Dieng setelah
muter-muter mencari. Akhirnya kami memilih hotel Gunung Mas untuk menjadi
tempat persinggahan kami di Dieng. Dengan harga Rp. 200.000 permalam kami
mendapatkan fasilitas berupa kamar, kamar mandi dalam, air panas, TV dan
sarapan. Menurut kami, hotel ini cukup bersih dengan air panas yang mengalir 24
jam. Di hotel ini kami beristirahat sejenak. Sekitar pukul 13.30 WIB kami makan
siang dulu di warung setempat kemudian kami mulai mengunjungi beberapa tempat
wisata, pada hari pertama ini kami hanya mengunjungi dua tempat wisata yaitu
Kawah Sikidang dengan pemandangan kawah bersulfur dan telaga warna yang
memiliki panorama yang indah. Tak terasa sore menjelang sekitar pukul 16.00 WIB
rintik hujan mulai turun ketika kami berada di telaga warna. Kamipun memutuskan
untuk pulang ke hotel dan beristirahat.
Pukul 18.30 WIB setelah mandi dan sholat maghrib kami berencana untuk turun ke daerah Kota wonosobo sekalian makan malam, namun urung kami lakukan karena berdasarkan info dari pegawai hotel dan tamu hotel yang lain jalan menuju ke kota macet total tepatnya di daerah gardu pandang Tieng yang jalan longsor dan tengah dalam perbaikan. Kemacetan terjadi karena antrian kendaraan dari luar kota yang hendak ke Dieng melalui Wonosobo. Jadilah kami makan malam di Dieng tepat di depan hotel tempat kami menginap ada warung makan dieng yang cukup ramai. Jadilah kami kesana untuk makan malam, sang istri memesan ayam goreng sementara saya memesan mie ongklok sate. Setelah makan selesai pegawai warung menawari saya kopi purwaceng, karena penasaran jadilah saya memesan kopi purwaceng. Ternyata rasanya mirip dengan kopi tahlil dan emang mampu menghangatkan badan untuk menghadapi cuaca dingin dataran tinggi Dieng. Setelah makan malam kami pun sempat bingung mau kemana dan ngapain lagi untuk menghabiskan malam. Jadilah kami jalan-jalan memutari daerah sekitar Dieng. Disebelah timur tepat di dekat gerbang perbatasan Banjarnegara-Wonosobo ada sebuah toko yang cukup menarik dan otentik, ternyata toko itu merupakan toko merchendise daerah Dieng. Memang sudah banyak yang menawarkan merchendise berupa kaos khas Dieng. Tapi, menurut kami toko DihyangMerch ini berbeda dengan desain dan kualitas kaos yang baik dan harga yang masih masuk akal bisa menjadi pilihan untuk merchendise khas daerah Dieng. Kami pun membeli beberapa potong kaos yang diproduksi oleh Dihyang Merch. Bila anda ingin tahu lebih banyak mengenai DihyangMerch, anda dapat mengunjungi Websitenya di www.dihyangmerch.com atau apabila berada di daerah Dataran Tinggi Dieng anda dapat langsung mengunjungi tokonya yang berada di dekat gerbang perbatasan kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Setelah selesai makan malam dan membeli merchendise Dieng. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB, kamipun pulang ke hotel dan beristirahat.Perjalanan ini kami lakukan pada hari Kamis sampai Jum’at tanggal 24-25 Desember 2015.
Jum'at pagi tanggal 25 Desember 2015, pagi yang dingin seakan membuat kami betah berlama-lama di tempat tidur. Sambil ngobrol dan sarapan yang disediakan oleh hotel Gunung Mas, kami memutuskan untuk ke desa Sembungan sekalian naik menuju Bukit Sikunir dan setelah itu, kami akan ke Kota Wonosobo untuk menyantap mie ongklok Longkrang yang terkenal. Sekitar pukul 09.00 WIB lapar kembali menggelayuti perut kami, sarapan kedua masih di warung yang sama dengan menu soto dan nasi goreng plus sate sapi menjadi sarapan kami. sekitar pukul 10.00 WIB setelah cek out dari hotel dan paking kami pun memulai perjalanan lagi menuju Desa Sembungan. sekitar setengah jam berjalan kami sampai di telaga cebong dan bersiap mendaki bukit Sikunir yang terkenal dengan sunrisenya. Walapun kami tidak mengejar sunrise kami cukup senang karena Istri yang awalnya ragu karena belum pernah hiking ataupun naik gunung mau untuk mencoba untuk naik dan al hasil dia sangat puas setelah sampai di puncak dan wajahnya tampak bergembira setelah berhasil sampai di puncak sikunir walaupun kala itu tidak mendapat view apa-apa karena kabut yang turun dengan pekatnya. tak lupa kami abadikan beberapa moment kami ketika naik ke puncak bukit sikunir. Setelah merasa cukup beristirahat di puncak sikunir kami pun turun karena waktu sholat Jum'at sudah menjelang.
Setelah sholat jum'at kami pun melanjutkan perjalanan menuju kota wonosobo. Perjalanan lancar sampai ke Patak Banteng, namun, setelah itu antrian padat kendaraan yang hampir tidak bergerak menyambut kami. sekitar 30 menit kami berkutat dengan kemacetan yang diakibatkan oleh perbaikan jalan yang longsor kami pun dapat berjalan dengan lancar kembali. Sekitar pukul 15.00 WIB kami sampai di Mie Ongklok Longkrang, langsung cari tempat dan memesan. pukul 16.00 WIB setelah makan kami bersiap untuk pulang dan mampir membeli oleh-oleh khas dieng. setelah sampai di titik kemacetan kami mengantri selama kurang lebih 1jam untuk bisa berjalan dengan lancar kembali. kemudian kami berhenti di patak banteng untuk membeli oleh-oleh carica, teh rosela, dan purwaceng. tak di sangka-sangka si empunya toko oleh-oleh memberikan saya bonus berupa pil purwaceng yang sampai sekarang belum saya minum.
perjalanan ini hanya pemanasan dari SupraSableng Loevescepade, dan karena si Sableng masih dalam proses restorasi Beati lah yang mengantarkan kami dalam perjalanan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar