When The Scream Loudest

When The Scream Loudest

Senin, 10 November 2014

Serunya Mancing di Sungai Arus Deras!

Mancing/ fishing (ing), adalah salah satu cara mengkap ikan baik itu di air tawar, payau, atau air laut, dengan memberikan umpan pada kail kemudian menanti disambar ikan, metode menangkap ini sudah dikenal sejak lama. Bahkan ada pepatah “berilah pancing, jangan beri ikan secara langsung”, pepatah ini bermakna bahwa seseorang harus berusaha dalam mencapai suatu cita-citanya. Setelah mancing menjadi cara untuk mencari lauk pauk kini mancing berkembang menjadi sebuah hoby yang tidak sedikit orang menggandrunginya. Saya sendiri juga menggandrungi mancing sejak saya masih kecil hingga saya tidak ingat kapan saya pertama kali memegang joran. Kata paman dan orang tua saya, saya mulai belajar mancing sejak usia saya tiga tahun. Bagi beberapa orang hal ini mungkin menimbulkan tanya, kenapa anak kecil sudah bermain benda tajam seperti kail?. Tertusuk kail bagi saya sudah biasa, tertusuk duri lele/ catfish yang beracun juga sudah sering, apalagi tertusuk duri ikan yang berontak ketika ditangkap. Hal-hal seperti itu bagi saya sudah biasa dan yang menyenangkan adalah ketika mendapat sambaran dari ikan besar. Suatu kepuasan sendiri ketika berhasil mendapatkan ikan besar walaupun agak malas ketika si ikan itu sudah tersaji di meja (gelem mancinge madan sungkan mangane), entah kenapa hal itu saya alami sedari kecil. Awalnya saya berfikir cuma saya yang mengalami seperti itu, ternyata hampir setiap orang yang berhoby mancing juga seperti itu. Hoby saya mancing dari kecil memang dilatarbelakangi oleh keluarga saya yang berhoby mancing terutama pakde saya yang ketika kecil sering mengajak saya mancing baik itu di sungai, kolan, ataupun laut. Kata beliau ketika saya kecil pun sudah cukup lihai dalam memancing terbukti dengan seringnya saya mendapatkan ikan wader. Namannya juga ikan wader gedenya juga ngga seberapa tapi jangan ngaku pemancing kalau belum bisa mancing ikan wader denga menggunakan tegeg. Hal ini karena akan cukup sulit jika setelah disambar pemancing telat nyekik atau mengangkat joran. Oke, lanjut lagi. Itulah sekelumit kisah masa lalu saya dalam hobi mancing. mancing agak saya tinggalkan ketika memasuki jenjang SMP-Perkuliahan. Namanya juga masih remaja  jadi baru kenal lawan jenis dan hoby baru. Mancing barus aya tekuni lagi setelah saya kembali dari kawah candra dimuka saya di Yogyakarta. Walaupun baru aktif mancing lagi, sebebnarnya ketika kuliah di yogyakarta juga saya kadangkal mancing baik itu di kolam, sungai, atau bendungan. Dan yang paling berkesan adalah ketika saya macing di bendungan di daerah cangkringan yang baru setahun terkena erupsi merapi dan spotnya pun dekat dengan shelter huntara korban erupsi merapi bersama dengan teman KKN saya. Ada rasa sedih melihat kondisi penduduk disana, ada rasa jengkel ada orang aneh gangguin acara mancing kami, dan tawa lepas karena ada yang frustasi karena gagal mendapat sambaran. Kok balik lagi ke masa lalu yah??? Oke sekarang fokus! Lokasi mancing atau spot yang akan saya ceritakan disini adalah bendung padurekso, desa karanggondang, kecamatan karanganyar, kabupaten pekalongan (7.046289, 109.627835) ada yang menyebutnya pintu nomor satu / bendung sengkarang / pintu ngkarang. Beberapa adalah nama daerah yang sering digunakan oleh orang sekitar dalam menyebutnya. Lokasi ini adalah sebuah bendung irigasi yang dibungan oleh penjajah belanda pada tahun 1913 seperti yang dapat dilihatr pada prasasti keterang bendung berikut
Lokasinya memang agak tak terawat meskipun begitu pemerintah daerah sempat mengembangkan lokasi ini sebagai lokasi wisata alternatif. Namun, entah kenapa tidak berjalan lagi. Lokasi ini pernah menjadi jalur long trip dari lolong rafting karena memang lokasi ini berada di kali lolong yang terkenal dengan jembatan lengkung dan duriannya serta alam yang asri. Meskipun agak tak terawat namun operasional dari pintu air ini masih berfungsi 100% dan ada petugas yang rutin ngecek juga lho. Selain sebagai spot mancing disni juga tempat pacarannnnnnnnn dan nongkrong remaja sekitar terkadang ada pula orang luar daerah yang hanya sekedar padusan di sini karena menurut mereka air di sini segar, yah memang itu benar karena air di sini jernih, belum di kontaminasi limbah, dan berarus deras karena sungai hulu. Artikel ini saya dedikasikan untuk kemajuan pariwisata kab. pekalonga terutama wisata alternatif, juga demi kelestarian alam khususnya ekosistem sungai agar terjaga baik itu ikan-ikan yang ada di sini maupun keasrian alam sekitarnya, juga melestarikan benda cagar budaya yang berupa pintu bendung yang bentuknya masih klasik sperti berikut.
Spot mancing bendung padurekso ini menjadi favorit saya karena alamnya yang asri, ikannya yang lebih gurih karena hidup di air berarus deras seperti sungai lolong ini, kemudian teman-teman mancing yang ramah dan nyaman. Mancing disini hampir tiap hari saya lakukan bukan karena ikan yang sering menyambar tetapi lebih kepada guyonan sesama pemancing “oleh iwak wes biasa, ora oleh iwak yo wes biasa” itulah semboyan kami yang sering mancing di sini. Bagi yang baru pertama mancing kemari biasa akan tidak betah karena jarangnya sambaran selain itu ketika mengangkat ikan dari diperulakan trik khusus karena titik pintu bendung ke permukaan air tingginya kurnag lebih 10 meter. Saya pun sering kehilangan tangkapan saya karena ikan berontak ketika keluar dari air dan akhirnya terjatuh. Hal seru mancing disini adalah terbangnya joran dari tempat menaruh karena disambar ikan. Beginilah cara pemancing disini dalam menaruh jorannya.
Karena dengan seperti itu ketika disambarkan cukup besar joran bisa terbang dan seperti akan jatuh, dalam dua minggu terakhir joran saya terbanga sebanyak empat kali karena disambar ikan tombro atau ragalan dalam bahasa daerah sini. Ikan disini bermacam jenisnya namun yang menjadi target pemancing adalah ikan tombro atau ragalan yang hidup liar disini karena ikan yang gesit dan sensasi tarikannya yang luar biasa bagi pemancing sungai beberapa ikan yang hidup disini adalah tombro (ragalan), tawes (srepeng/seren), wader (bokol), malem, lunjar (andong), uceng, udang, sili, lele, gabus. Berikut adalah beberapa rekor tangkapan saya walaupun masih banyak yang lebih besar namun, tidak sempoat terdokumentasikan.
Dan nantikan cerita seru mancing lainnya.

Senin, 19 Mei 2014

Rute Curug Pekalongan (Waterfall Road)

Sabtu 3 Mei 2014, setelah hanya berinteraksi melalui dunia maya melalui grup Facebook NUSANTARIDE, sebuah forum interaksi para motorcycle traveler dengan tujuan memamerkan keindahan alam dan deskripsi singkat mengenai keindahan alam tersebut dalam bentuk berupa foto. Setelah saling berhubungan melalui dunia maya akhirnya disepakati untuk mas Banna main ke Kajen jadilah hari sabtu 3 mei 2014 mas Banna Xc main ke kajen. Sabtu pagi sekitar pukul 9 pagi mas banna memberitahu saya kalau sudah sampai di alun-alun kajen. Memang alun-alun kajen selain menjadi pusat pemerintahan juga menjadi Landmark/ ikon wilayah kajen pekalonga ( 7° 1'36.26"S , 109°35'29.35"T). Ternyata soleh sudah ada di sana yang secara tidak sengaja bertemu sarapan disana. Jadilah soleh mau ikut tapi dia menginginkan siang untuk memulai perjalanan. Kemudian kami mencari panjoel di markas PMI Kab. pekalongan namun kami tidak bertemu akhirnya kami putuskan untuk memulai perjalan tanpa menunggu soleh karena cuaca pada saat itu sangat galau dan untuk menghindari hujan ditengah perjalanan. Akhirnya kami memulai perjalanan setelah kami mengecek kendaran dan mengisi bensin di Karanganyar. Spot pertama yang kami datangi adalah jembatan lengkung lolong karanganyar atau orang lebih mengenalnya dengan duren lolongnya. Ya memang daerah ini penghasil duren terbaik di daerah Kab. pekalongan, dan tiap tahunnya diadakan festival duren sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah. Namun, begitu di sini sudah terdapat beberapa permaianan seperti tubing, arung jeram, dll. Jembatan lolong ini juga menyimpan sejarah panjang dalam perjalan waktu. Mulai dari tempat eksekusi pada jaman penjajahan hingga penghubung desa hingga akhirnya menjadi tempat wisata sejarah yang cukup terkenal di wilayah pekalongan. Dan jembatan lolong ini menyimpan banyak cerita mistis. Jembatan lolong terletak di desa lolong, kecamatan Karanganyar sekitar 3 Km dari alun-alun kajen kearah timur (-7.066851, 109.641488).
Setelah puas berfoto ria dan menikmati keindahan sungai sengkarang kami melanjutkan perjalan kami menujun lebakbarang. Di tengah perjalan, tepatnya di tapal batas kecamatan kaanganyar-lebakbarang kami berhenti lagi dan ini menjadi spot kedua kami orang didaerah sini menyebutkan dengan “wates” ya memang karena ini menjadi batas wilayah. Tempat ini menjadi cukup populer karena tempatnya yang sejuka dengan gemricik air yang mengalir.
Disinilah kami menemukan sebungkus plastik minuman botol yang masih utuh dan tersegel, mungkin punya orang pacaran kali yah?karena tempat ini memang dijadikan saran pacaran remaja bahkan ada yang selingkuh kali yah, entahlah. Spot ini berada dipinggir jalan utama karanganyar-lebakbarang (7.076983, 109.642843). kami melanjutkan perjalanan dalam grup riding kebetulan saya yang menjadi pemandu(gaya deh), saya pun teringat dengan spot dimana terdapat satu titik dengan landskap seperti gambar pemandangan yang sering kita gambar sewaktu SD dulu yakni pemandangan gunung ditengahnya ada aliran sungai sengkarang yang indah. Spot ini berada di desa bantarkulon lebakbarang. Namun betapa kagetnya saya ketika sampai disana ternyata tempat untuk saya berfoto sudah tidak ada karena sedang ada proyek PLTM (pembangkit listrik tenaga mikrohidro) yang belum lama diresmikanm pembangunannya. Walaupun mengurangi pemandangan indah namun, proyek ini dibutuhkan oleh masyarakat setempat untuk mengaliri rumahnya dengan listrik. Spot ini menjadi titik paling sering didatangi oleh orang yang memiliki hobi mancing (saya juga). Ikan disini terkenal sangat menantang untuk di pancing selain arusnya yang kuat ikan disini juga terkenal nikmat disantap, rekor yang pernaha saya dengar adalah 7 Kg untuk ikan ragalan (tawes liar). Spot ini hanya memiliki ujung jalan buntu dan tidak bisa dilalui oleh sepeda motor terletak didesa bantarkulon melewati SMP Satu Atap Bantar Kulon (-7.103725, 109.654288) ceweknya cantik-cantik lho : p.
Setelah puas kami menikmati pemandangan dan berfoto ria kami melanjutkan perjalan. Namun ada cerita yang lucu disini. Ketika kami hendak balik kanan menuju jalan utama motor mas Kuncoro(teman perjalan mas Banna Xc) tiba-tiba sulit untuk dinyalakan setelah mencoba selama 10 menit akhirnya timbul inisiatif mas kuncoro untuk meletakkan dua botol minuman yang tadi ditemukan di wates dan setelah langsung brrruuuunngggg dan mesin pun menyala ada yang sedikit terasa aneh disini namun itu menjadi hal lucu dalam perjalanan ini. Kami pun melanjutkan perjalan kami menuju petungkriyono via lebakbarang. Setelah spot ketiga ini kami tidak berhenti lagi karena memang belum ada sesuatu yang indah lagi yang membuat kami berhenti. Kami melewati jalanan yang beraspal mulus, ruas jalan lebakbarang memang baru selesai diaspal hotmix. Setelah melewati ibukota kecamatan lebakbaraqng barulah kami mendapati jalan terjal dengan aspal hancur dan kerikil lepas sepanjang 10 Km menuju petungkriyono berikut adalah salah satu tanjakan yang kami lewati . Ditengah perjalan kami memutuskan untuk istirahat selain untuk mendinginkan mesin motor kami juga untuk menikmati semilir angin dibawah pohon pinus. Ditengah kami istirahat muncul motor v-ixion yang dikendarai oleh ABG hal pertama yang membuat kami terkajut adalah dengan medan yang seperti ini malah motornya menggunakan ban cacing “aduh le eman motormu” kata saya dia hanya melempar senyum sayang tidak sempat untuk kami memfoto setelah dia melewati kami barulah kami menyadari bahwa dia membawa barang dengan menggunakan sarung yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai tas ransel. Setelah dirasa cukup beristirahat dan mesin motor juga tidak terlalu panas, kami melanjutkan perjalan. Kami menemui jalanan yang beraspal mulus cukup panjang namun selesai itu kami bertemu dengan tanjakan terjal beraspal lepas dan lubang dimana-mana setelah itu kami memasuki jalan yang berisi curug tersebut kalau saya menyebutkan waterfall road. Jalanan yang kami lalui berada ditengah hutan pinus tua sehingga kita harus hati-hati apalagi sewaktu musim hujan karena rawan pohon tumbang. Setelah memasuki waterfall road jalan berganti menjadi setepak selebar satu motor saja kalau bertemu dari lawan arah harus mengalah salah satu. Waterfall road terletak di desa wonosido-songgowedi (mungkin itu nama daerahnya). Inilah curug-curug yang berada di waterfall road pekalongan.
Sungguh indah waterfall road ini, namun sayang akses jalan yang belum baik menjadikan potensi ini belum tergali dan terkenal seperti curug muncar di desa curug muncar petungkriyono. Tanpa sadar ketika saya memegang kamera dan ingin memotret landskap yang ada di depan curug saya tersadar kalau saya berdiri ditempat yang pernah di datangi seseorang eits bukan de javu lho ya. Ternyata om Suyut Utomo juga pernah disini bersama Bishopnya beliau adalah si empunya getlost2explore.com kalau ngga sih itu blognya inilah yang menjadikan saya kayak de javu. -7.159964, 109.704491
setelah melewati waterfall road kami berhenti sekali lagi untuk menikmati pemandangan terasiring dan hijaunya pemandangan dari pinggir jalan yang kami lewati. Setelah melewati waterfall road barulah kami menginjak aspal mulus lagi hingga ke ibukota kecataman petungkriyono.
Setelah berhenti untuk menikmati landskap kami pun melanjutkan perjalanan kami dan hujan pun turun dengan lebatnya dan kami pun berteduh di sebuah warung di ibukota kecataman petungkriyono sekalian maksi. Setelah hujan agak reda kami melanjutkan perjalan untuk kembali ke kajen dan mampir kerumah untuk beristirahat. Namun ditengah perjalan terjadi kecelakaan antar mas banna dan mobil penduduk lokal alhamdulilah mas banna selamat dan tidak masuk ke jurang karena tempat kejadian kecalakaan berada di jalan penuh tikungan tajam ciluk ba. Kalau boleh saya menyebutnya dengan “tail of dragon pekalongan” atau jalan baru klinting. Semoga saya bisa membuat artikel untuk jalanan tersebut sehingga dapat memberikan informasi.