When The Scream Loudest

When The Scream Loudest

Senin, 19 Mei 2014

Rute Curug Pekalongan (Waterfall Road)

Sabtu 3 Mei 2014, setelah hanya berinteraksi melalui dunia maya melalui grup Facebook NUSANTARIDE, sebuah forum interaksi para motorcycle traveler dengan tujuan memamerkan keindahan alam dan deskripsi singkat mengenai keindahan alam tersebut dalam bentuk berupa foto. Setelah saling berhubungan melalui dunia maya akhirnya disepakati untuk mas Banna main ke Kajen jadilah hari sabtu 3 mei 2014 mas Banna Xc main ke kajen. Sabtu pagi sekitar pukul 9 pagi mas banna memberitahu saya kalau sudah sampai di alun-alun kajen. Memang alun-alun kajen selain menjadi pusat pemerintahan juga menjadi Landmark/ ikon wilayah kajen pekalonga ( 7° 1'36.26"S , 109°35'29.35"T). Ternyata soleh sudah ada di sana yang secara tidak sengaja bertemu sarapan disana. Jadilah soleh mau ikut tapi dia menginginkan siang untuk memulai perjalanan. Kemudian kami mencari panjoel di markas PMI Kab. pekalongan namun kami tidak bertemu akhirnya kami putuskan untuk memulai perjalan tanpa menunggu soleh karena cuaca pada saat itu sangat galau dan untuk menghindari hujan ditengah perjalanan. Akhirnya kami memulai perjalanan setelah kami mengecek kendaran dan mengisi bensin di Karanganyar. Spot pertama yang kami datangi adalah jembatan lengkung lolong karanganyar atau orang lebih mengenalnya dengan duren lolongnya. Ya memang daerah ini penghasil duren terbaik di daerah Kab. pekalongan, dan tiap tahunnya diadakan festival duren sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah. Namun, begitu di sini sudah terdapat beberapa permaianan seperti tubing, arung jeram, dll. Jembatan lolong ini juga menyimpan sejarah panjang dalam perjalan waktu. Mulai dari tempat eksekusi pada jaman penjajahan hingga penghubung desa hingga akhirnya menjadi tempat wisata sejarah yang cukup terkenal di wilayah pekalongan. Dan jembatan lolong ini menyimpan banyak cerita mistis. Jembatan lolong terletak di desa lolong, kecamatan Karanganyar sekitar 3 Km dari alun-alun kajen kearah timur (-7.066851, 109.641488).
Setelah puas berfoto ria dan menikmati keindahan sungai sengkarang kami melanjutkan perjalan kami menujun lebakbarang. Di tengah perjalan, tepatnya di tapal batas kecamatan kaanganyar-lebakbarang kami berhenti lagi dan ini menjadi spot kedua kami orang didaerah sini menyebutkan dengan “wates” ya memang karena ini menjadi batas wilayah. Tempat ini menjadi cukup populer karena tempatnya yang sejuka dengan gemricik air yang mengalir.
Disinilah kami menemukan sebungkus plastik minuman botol yang masih utuh dan tersegel, mungkin punya orang pacaran kali yah?karena tempat ini memang dijadikan saran pacaran remaja bahkan ada yang selingkuh kali yah, entahlah. Spot ini berada dipinggir jalan utama karanganyar-lebakbarang (7.076983, 109.642843). kami melanjutkan perjalanan dalam grup riding kebetulan saya yang menjadi pemandu(gaya deh), saya pun teringat dengan spot dimana terdapat satu titik dengan landskap seperti gambar pemandangan yang sering kita gambar sewaktu SD dulu yakni pemandangan gunung ditengahnya ada aliran sungai sengkarang yang indah. Spot ini berada di desa bantarkulon lebakbarang. Namun betapa kagetnya saya ketika sampai disana ternyata tempat untuk saya berfoto sudah tidak ada karena sedang ada proyek PLTM (pembangkit listrik tenaga mikrohidro) yang belum lama diresmikanm pembangunannya. Walaupun mengurangi pemandangan indah namun, proyek ini dibutuhkan oleh masyarakat setempat untuk mengaliri rumahnya dengan listrik. Spot ini menjadi titik paling sering didatangi oleh orang yang memiliki hobi mancing (saya juga). Ikan disini terkenal sangat menantang untuk di pancing selain arusnya yang kuat ikan disini juga terkenal nikmat disantap, rekor yang pernaha saya dengar adalah 7 Kg untuk ikan ragalan (tawes liar). Spot ini hanya memiliki ujung jalan buntu dan tidak bisa dilalui oleh sepeda motor terletak didesa bantarkulon melewati SMP Satu Atap Bantar Kulon (-7.103725, 109.654288) ceweknya cantik-cantik lho : p.
Setelah puas kami menikmati pemandangan dan berfoto ria kami melanjutkan perjalan. Namun ada cerita yang lucu disini. Ketika kami hendak balik kanan menuju jalan utama motor mas Kuncoro(teman perjalan mas Banna Xc) tiba-tiba sulit untuk dinyalakan setelah mencoba selama 10 menit akhirnya timbul inisiatif mas kuncoro untuk meletakkan dua botol minuman yang tadi ditemukan di wates dan setelah langsung brrruuuunngggg dan mesin pun menyala ada yang sedikit terasa aneh disini namun itu menjadi hal lucu dalam perjalanan ini. Kami pun melanjutkan perjalan kami menuju petungkriyono via lebakbarang. Setelah spot ketiga ini kami tidak berhenti lagi karena memang belum ada sesuatu yang indah lagi yang membuat kami berhenti. Kami melewati jalanan yang beraspal mulus, ruas jalan lebakbarang memang baru selesai diaspal hotmix. Setelah melewati ibukota kecamatan lebakbaraqng barulah kami mendapati jalan terjal dengan aspal hancur dan kerikil lepas sepanjang 10 Km menuju petungkriyono berikut adalah salah satu tanjakan yang kami lewati . Ditengah perjalan kami memutuskan untuk istirahat selain untuk mendinginkan mesin motor kami juga untuk menikmati semilir angin dibawah pohon pinus. Ditengah kami istirahat muncul motor v-ixion yang dikendarai oleh ABG hal pertama yang membuat kami terkajut adalah dengan medan yang seperti ini malah motornya menggunakan ban cacing “aduh le eman motormu” kata saya dia hanya melempar senyum sayang tidak sempat untuk kami memfoto setelah dia melewati kami barulah kami menyadari bahwa dia membawa barang dengan menggunakan sarung yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai tas ransel. Setelah dirasa cukup beristirahat dan mesin motor juga tidak terlalu panas, kami melanjutkan perjalan. Kami menemui jalanan yang beraspal mulus cukup panjang namun selesai itu kami bertemu dengan tanjakan terjal beraspal lepas dan lubang dimana-mana setelah itu kami memasuki jalan yang berisi curug tersebut kalau saya menyebutkan waterfall road. Jalanan yang kami lalui berada ditengah hutan pinus tua sehingga kita harus hati-hati apalagi sewaktu musim hujan karena rawan pohon tumbang. Setelah memasuki waterfall road jalan berganti menjadi setepak selebar satu motor saja kalau bertemu dari lawan arah harus mengalah salah satu. Waterfall road terletak di desa wonosido-songgowedi (mungkin itu nama daerahnya). Inilah curug-curug yang berada di waterfall road pekalongan.
Sungguh indah waterfall road ini, namun sayang akses jalan yang belum baik menjadikan potensi ini belum tergali dan terkenal seperti curug muncar di desa curug muncar petungkriyono. Tanpa sadar ketika saya memegang kamera dan ingin memotret landskap yang ada di depan curug saya tersadar kalau saya berdiri ditempat yang pernah di datangi seseorang eits bukan de javu lho ya. Ternyata om Suyut Utomo juga pernah disini bersama Bishopnya beliau adalah si empunya getlost2explore.com kalau ngga sih itu blognya inilah yang menjadikan saya kayak de javu. -7.159964, 109.704491
setelah melewati waterfall road kami berhenti sekali lagi untuk menikmati pemandangan terasiring dan hijaunya pemandangan dari pinggir jalan yang kami lewati. Setelah melewati waterfall road barulah kami menginjak aspal mulus lagi hingga ke ibukota kecataman petungkriyono.
Setelah berhenti untuk menikmati landskap kami pun melanjutkan perjalanan kami dan hujan pun turun dengan lebatnya dan kami pun berteduh di sebuah warung di ibukota kecataman petungkriyono sekalian maksi. Setelah hujan agak reda kami melanjutkan perjalan untuk kembali ke kajen dan mampir kerumah untuk beristirahat. Namun ditengah perjalan terjadi kecelakaan antar mas banna dan mobil penduduk lokal alhamdulilah mas banna selamat dan tidak masuk ke jurang karena tempat kejadian kecalakaan berada di jalan penuh tikungan tajam ciluk ba. Kalau boleh saya menyebutnya dengan “tail of dragon pekalongan” atau jalan baru klinting. Semoga saya bisa membuat artikel untuk jalanan tersebut sehingga dapat memberikan informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar