When The Scream Loudest

When The Scream Loudest

Kamis, 14 Januari 2016

SupraSableng Lovescepade (Bukan Honeymonn tapi Jalan-jalan Setelah Menikah) Bagian 1




Kamis pagi tanggal 3 desember 2015 resmilah kami sebagai pasangan suami-istri, dan sebelum tanggal itu pun sang mantan pacar* (*baca: istri) sudah membicarakan tentang honeymoon yang ingin dilakukan atau bisa dikatakan greneng-greneng atau lebih singkatnya lagi merencanakan. Kala itu istri menginginkan bulan madu (Honeymoon) di daerah Pacitan dengan pantai-pantainya yang mempesona. Namun, kenyataan sering kali tidak sesuai dengan yang direncanakan. Karena satu dua hal yang membuat kami urung menuju Pacitan. Saya pun mengatakan bahwa perjalanan setelah menikah kita nanti bukan bulan madu (Honeymoon)  tapi jalan-jalan setelah menikah, karena tidak perlu ketempat yang jauh untuk bulan madu dirumah pun bisa bulan madu. Setelah menyelesaikan pekerjaan dan menunggu waktu yang tepat untuk memulai jalan-jalan kami.


Rencana awal kami untuk memulai perjalanan adalah tanggal 28-31 Desember 2015 dengan tujuan yang awalnya adalah Pacitan kami ubah menuju Yogyakarta dengan tujuan utama adalah daerah pesisir selatan Gunungkidul yang pantai-pantainya juga tidak kalah indah dengan daerah lain. Seiring berjalannya waktu rencana awal kami yang hanya tiga hari dua malam pun ikut berubah menjadi 4 hari tiga malam. Karena kami masih belum puas dan masih ingin bernostalgia di kota yang penuh kenangan, cerita, dan pengalaman Yogyakarta. Pada perjalanan kali ini kami diantar oleh SupraSableng [Reborn] yang baru saja selesai di restorasi dengan berganti baju zirahnya.Hari selasa tanggal 29 Desember 2015 setelah di siang hari saya menyiapkan sang SupraSableng untuk menjadi tunggangan kami, malam harinya paking perlengkapan yang akan dibawa pun dilakukan mulai dari pakaian sampai obat-obatan. Setelah selesai berkemas kami pun beristirahat untuk memulai perjalanan esok pagi.

Hari Pertama

Hari Rabu pagi tanggal 30 Desember 2015 setelah selesai bersiap dan sarapan, waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB kami pun memulai perjalanan ini. Dengan melalui jalur tengah tanpa melalui pantura yakni melewati wilayah karanganyar-doro-talun-bandar-blado-bawang-sukorejo-temanggung-secang-magelang-muntilan-yogyakarta-gunungkidul-pesisir selatan, sengaja kami memilih tidak melalui jalur pantura karena ini masih musim libur, kami menghindari keramaian kendaraan yang bisa memperbesar resiko keselamatan. Berkendara dengan kecepatan rata-rata 60 Km/Jam kami menikmati pemandangan yang ada di kanan kiri jalan yang kami lalui. Pada awal-awal jalur yang kami lalui jalan masih dihiasi oleh lubang menganga yang membutuhkan konsentrasi lebih untuk melewatinya dengan selamat. Setelah memasuki daerah bandar jalan halus dan aspal yang bagus kami rasakan hingga sampai di daerah sukorejo kabupaten kendal, jalan yang beraspal halus dan rata mulai tergantikan dengan aspal bergelombang dan memiliki lobang di beberapa titiknya yaitu diwilayah sukorejo hingga candiroto. Jika anda ingin melewati jalur ini, kami sarankan untuk bersiap menghadapai jalanan berkelok tajam dan naik turun karena memang jalur ini berada di daerah pegunungan. Setelah sampai di daerah sukorejo waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 WIB perut kami pun sudah mulai berdendang.





Jadilah kami beristirahat di daerah Bejen kabupaten temanggung untuk bersantap siang. Di bejen kami memiliki warung langganan kami yakni Warung Makan Bu Tas yang berada tepat di depan balai desa Bejen di sebelah kiri jalan jika dari arah sukorejo, dengan menu khas andalan brongkos ayam. Namun, kami belum beruntung karena sewaktu kami mampir ke warung tersebut sajian brongkos ayam belumlah matang. Selesai makan dan sholat, pukul 13.30 kami pun melanjutkan perjalanan. Karena sudah cukup lama kami tidak melakukan perjalanan yang cukup jauh badan ini serasa menjadi gampang lelah. Pukul 14.30 WIB kami pun menepi lagi di tepi jembatan kaliprogo setelah kota temanggung. Disana selain meluruskan kaki, saya pun membeli sebuah durian yang harganya agak mahal. Hal ini karena menjelang tahun baru begitu kata si ibu penjual durian, untuk kali ini jurus menawar saya kalah dengan si ibu. Setelah selesai memakan durian rintik hujan mulai jatuh, kami pun melanjutkan perjalanan dan kehujanan sedikit di daerah Secang magelang. Perjalanan terus berlanjut hingga pukul 16.30 kami sampai di daerah Yogyakarta, kami memilih singgah di angkringan langganan saya sewaktu kuliah yang terletak di depan kolam renang FIK UNY. Setelah beristirahat dan nyemil tak terasa waktu maghrib tiba. Kemudian, sekitar pukul 18.30 kami melanjutkan perjalanan menuju daerah Gunungkidul. Dengan jalanan yang menanjak, minim PJR, dan ramai karena masih musim libur kami berjalan menuju daerah pantai krakal untuk menginap. Pukul 21.30 kami sampai di pantai krakal da langsung mencari penginapan. Setelah bertanya dan melihat kesana kemari jadilah kami memilih wisma semudro untuk menjadi tempat singgah kami. Dengan harga Rp. 150.000 permalam kami mendapatkan fasilitas berupa TV, single bed, dan Fan. Setelah selesai mandi dan tidak lupa beribadah juga kami sempatkan untuk menikmati suasana malam di tepi pantai krakal gunungkidul. Suara deburan ombak yang menghantam karang melarutkan kami pada suasana yang romantis, dinaungi langit berbintang kami bercengkrama hingga tak terasa tengah malam pun menjelang. Kantuk pun tak tertahankan lagi pukul 24.00 kami pun beristirahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar